Sunday, April 8, 2012

Desakan Keluarga


Gaji lulusan universitas (S1) Indonesia kecil. Di pekerjaan pertama, lulusan S1 menerima gaji Rp 3-4 juta/bulan. Kenaikan pendapatan tidak akan cepat. Pengalaman kerja 10 tahun bisa menaikkan gaji awal menjadi sekitar Rp 5-7 juta/bulan di akhir tahun kesepuluh. Ini berarti kenaikan gaji rata-rata 5.5%/tahun, sementara inflasi harga sekitar 6%/tahun.

Lulusan S1 baru bisa bernafas setelah 10 tahun kerja. Saat sekitar usia 35 tahun ini, tergantung dia bekerja dimana, ada beberapa pilihan untuk menaikkan gaji dengan lebih cepat.

Pertama, dia harus buka usaha sendiri, yang bisa dirintis saat usia 30. Posisi yang paling baik di perusahaan untuk mengerjakan ini adalah sales engineer karena akan mendapatkan banyak kontak untuk memulai usaha baru. Jangan ragu jika harus bersaing dengan bos sendiri, karena ini sudah jalannya.

Kedua, dia bisa pindah kerja ke perusahaan asing. Perusahaan asing bisa menggaji 30-50% lebih tinggi dari perusahaan nasional. Kenapa? Karena perusahaan asing ingin mendapatkan karyawan terbaik dan mau keluar uang. Jika mau meraih ini, perbaiki kemampuan bicara dan menulis email berbahasa Inggris.

Ketiga, dia menyalahgunakan posisinya. Desakan kebutuhan rumah tangga akhirnya tidak bisa dibendung. Sudah 10 tahun berkeluarga, masa tidak ada perubahan ekonomi keluarga? Mulailah proyek pembelian barang diproyekkan lagi, waktu pembayaran tagihan supplier dijualbelikan, atau uang yang sedianya untuk beli ini dipakai sebentar untuk beli itu.

Upaya kenaikan gaji dengan menyalahgunakan posisi tidak sehat. Jika merasa kebutuhan keluarga sudah lebih besar dari gaji yang diterima, sebaiknya keluar saja. Keputusan ini amat sangat sering tidak gampang karena dapur harus ngepul terus.

Pemicu utama pengkorupsian jiwa datang dari kebutuhan keluarga yang tidak direncanakan dengan baik.

Gaji awal kecil sebenarnya tidak cukup untuk menopang keluarga. Tapi karena kebutuhan seks tidak bisa dibendung lagi, haruslah lulusan S1 ini menikah secepatnya.

Desakan pihak keluarga mendorong secepatnya punya anak. Begitu punya anak, kebutuhan keluarga akan naik 4-5 kali lipat. Lingkaran kebutuhan uang dimulai.

Saya dulu menikah di usia muda. Di tahun sama saat lulus S1. Saya juga punya anak 1 tahun setelah menikah. Kami diuntungkan tinggal di Canada dimana kami bisa sembunyi dari tuntutan keluarga dan desakan untuk belanja ini itu dari kawan dan saudara. Kami bisa cuek bebek menikmati rumah tangga kami dan membentuknya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Kepada setiap anak muda yang saya temui dan ngobrol di Indonesia, saya selalu menyarankan untuk menunda punya anak. Nikah silakan saja, tapi jangan takut cerai jika tidak cocok.

Biar gampang proses cerainya, jangan keburu punya anak. Logika yang gampang dan mudah dimengerti, tapi sukar untuk dilaksanakan. Disini letak pentingnya memilih pasangan hidup tahan banting dan berkomunikasi dengan terbuka.

No comments:

Post a Comment