Sunday, December 16, 2018

Wayang Kulit = Sit up Comedy


Empat bulan terakhir saya punya hobi baru: menonton wayang kulit lewat youtube baik live streaming maupun rekaman. Motivasi saya awalnya untuk belajar bahasa Jawa kromo dan memperkaya perbendaharaan kata Jawa.

Mengikuti percakapan karakter2 wayang kulit butuh konsentrasi tinggi. Pada awalnya cukup sulit buat saya, tapi setelah 2-3 bulan saya mulai terbiasa dengan gaya bahasa dan perbendaraan kata yang dipakai. Karena percakapan wayang kulit ini dilakukan oleh satu dalang, maka saya akhirnya cocok dengan salah satu gaya percakapan dalang tertentu. Yang juga menarik adalah saya akhirnya memilih dalang yang mempunyai selera humor yang sama dengan saya.

Fragmen limbukan adalah fragmen dagelan (humor, pelawak) yang biasanya menjadi waktu intermezzo diantara alur cerita lakon wayang. Sang dalang memasang 1-2 karakter wayang khusus diluar cerita wayang, yang merepresentasi alter ego sang dalang. Di limbukan ini sang dalang mengulas inti acara pagelaran dan lalu mengundang pelawak yang ikut pentas dan juga sinden2 untuk menyanyikan gending2 Jawa.

Secara keseluruhan wayang kulit bisa dibilang acara sit up comedy yang disisipkan di cerita lakon wayang. Percakapan monolog sang dalang menjadi menu utama sit up comedy ini, yang menjelma di percakapan punakawan maupun di sela adu jotos para Kurawa dan Pandawa.

Di sinilah menariknya wayang kulit: dia bisa menjadi bahan belajar psikologi lewat berbagai karakter wayang, sarana hiburan dagelan sit up comedy, saat mendengarkan gending2 Jawa yang dinyanyikan sinden2 ayu. Acara sepanjang 4-6 jam tidak terasa lama karena acara wayang kulit adalah complete entertainment package much more exquisite than opera or symphony orchestra. Bukti keagungan budaya Jawa.

Saturday, December 8, 2018

Beda Insinyur dari Tukang


Minggu lalu saya menegur satu tim proyek skripsi karena kurang sekali menghitung keputusan-keputusan rancang disain mereka. Dari mulai ukuran produk sampai spesifikasi teknik produk yang mereka rancang seperti torsi, tenaga kuda, temperature, dan efisiensi alat konversi energi yang dipakai.

Kolega saya yang ikut menghadiri pertemuan kita dengan tim ini sampai nyeletuk: Kalian perlu menghitung dengan seksama semua yang kalian rancang; jangan seperti tukang. Semenit sebelumnya saya hampir berkata sama, tapi saya urungkan karena saya yang mengajar matakuliah ini. Saya pikir saya tidak bisa berkata agak kasar agar mahasiswa tidak ciut hatinya.

Begitulah beda insinyur dari tukang. Insinyur harus bisa menghitung apa-apa yang dia rancang bangun paling tidak dengan 70% rasa kepercayaan (confidence level). Confidence level ini bisa ditingkatkan dengan memakai perhitungan yang lebih akurat baik memakai komputer atau formula2 matematika fisika yang lebih canggih. Tetap intinya adalah: insinyur harus bisa memprediksi performance dan spesifikasi produk yang dia rancang bangun sebelum membuatnya. Jika ini tidak bisa dilakukan, maka tidak ada bedanya antara insinyur dan tukang.

Saturday, December 1, 2018

Nrimo


Urip sing becik kudu tebeh saking roso sumelang lan kuatir. Pikiran kito toto supados roso kuatir lan sumelang saget diilangaken. Urip nrimo ora podo karo urip tanpo makarya. Urip nrimo sejatinipun sami karo mangertos watesan pikiran lan tindakan kulo.