Thursday, August 15, 2019

Jalan Tol Jawa


Perjalanan darat Jawa-Bali adalah perjalanan menyenangkan penuh kenangan buat saya. Menjadi komplit dengan menaiki kapal feri Ketapang-Gilimanuk. Pengalaman menyeberang Selat Bali sangat menyentuh hati saya dan membuat saya tertegun akan luasnya Nusantara. Bangsa ini benar mempunyai hamparan laut amat luas.

Perjalanan saya dimulai dari Jakarta dengan naik kereta api Argo Lawu dari stasiun Gambir ke stasiun Solo Balapan di Solo. Setelah menginap 12 hari di Klaten, kami melanjutkan perjalanan dengan naik kereta api Sancaka dari Solo Balapan ke stasiun Gubeng di Surabaya. Esoknya, saya menyetir mobil sewaan ke Denpasar dari Surabaya.

Etape Surabaya - Probolinggo diselesaikan cepat dengan memakai jalan tol selama sejam. Kami berhenti sebentar di Probolinggo untuk mengunjungi keluarga dan kemudian langsung ke Ketapang melalui Situbondo. Banyak perbaikan jalan antara Probolinggo dan Situbondo ke arah timur. Jalan sekitar Baluran mengingatkan kami akan alam California karena pepohonan kering. Banyak sekali monyet-monyet berderet di pinggir jalan. Rute Probolinggo - Ketapang lewat Situbondo diselesaikan dalam 4 jam. Feri Ketapang - Gilimanuk butuh paling tidak 90 menit, sementara penyeberangannya sendiri 1 jam dengan biaya Rp 158 ribu.

Perjalanan darat dari Gilimanuk ke Denpasar butuh 4 jam. Jalan bagus tapi sempit dan berkelok-kelok antara Negara dan Mengwi. Sepeda motor, truk, bus, mobil berbaur padat sampai tengah malam. Kami tiba di Kuta tengah malam.

Untuk balik ke Surabaya kami menempuh jalur selatan lewat Banyuwangi - Jember - Lumajang - Probolinggo. Banyuwangi - Jember cukup lancar. Jalan amat sangat berkelok sebelum Jember, di sekitar Gumitir. Jalan gunung Gumitir ini lebih elok dari di Puncak. Rute Lumajang - Probolinggo rusak parah. Jalan bergelombang dan dipadati truk-truk pengangkut pasir. Rute ini butuh 2 jam sendiri untuk jarak 50 km. Setiba di gerbang tol Probolinggo Timur, saya butuh 1 jam untuk sampai di Surabaya dengan jarak 100 km lewat jalan tol. Jalur selatan Probolinggo - Ketapang bisa 2 jam lebih lama dari jalur utara Probolinggo - Ketapang.

Kami lega bisa menikmati jalan tol Jawa. Pengendara jarak jauh di Jawa amat sangat dibantu oleh adanya jalan tol ini. Jalur jalan negara biasa berkecepatan rata2 40 km/jam sementara di jalan tol 100 km/jam. Kendaraan akan cepat rusak melalui jalan biasa karena rendahnya kualitas jalan. Hitungan kasar kerusakan bisa 2 kali lebih cepat terjadi dengan tidak memakai jalan tol.

Pada saat sama romantika perjalanan di Jawa berhubungan erat dengan jalan biasa. Melihat akrobat pengendara memakai sepeda motor dengan bermuatan apapun, dari mebel sampai anak sampai damen (galah padi kering). Berbagai macam warung berjualan berbagai makanan. Itulah drama bepergian di pulau Jawa. Amat sangat mengesankan buat saya yang sudah puluhan tahun tidak menikmati riuh rendahnya.


No comments:

Post a Comment