Sebagai orang Jawa saya malu memeluk budaya lain. Budaya Jawa -utamanya Jawa Tengah- amat ampuh dan luhur dengan kerendah hatian dan kelembutannya. Saya sudah berkunjung ke banyak negara dan berani bilang tidak lebih dari sepuluh budaya bangsa lain yang sederajat dengan budaya Jawa. Lingkupan budaya Jawa meliputi seni, bahasa, sastra, filsafat, arsitektur, bela diri, senjata, busana, makanan. politik, sejarah, sehingga budaya Jawa lengkap sebagai tuntunan hidup.
Budaya seni Jawa juga lengkap: percakapan, sastra, musik, tari, drama. Lengkapnya budaya seni Jawa direpresentasikan oleh pagelaran wayang kulit. Tidak ada pertunjukan seni di dunia yang sebanding dengan wayang kulit, baik dari lama waktunya sampai ragam seni yang ditontonkan. Wayang kulit bisa enam sampai delapan jam dan berisi gamelan, puisi, lagu, komedi, legenda. Kerap saya dihibur dan tersenyum trenyuh mendengar kelembutan tutur kata para dalang-dalang dan sinden yang mengingatkan saya akan tanah Jawa.
Filsafat Jawa mendahului agama-agama yang akhirnya menetap di tanah Jawa. Prinsip memayu hayuning bawana dan sangkan paraning dumadi mempunyai prinsip sepadan di agama-agama ini.Tidak heran orang Jawa asli tidak akan mudah tergiur mengikuti dengan buta ajaran agama-agama ini.
Orang Jawa asli tampak pendiam karena dia sudah kaya budaya. Dia tidak butuh kekayaan lain yang dia tahu tidak akan sepadan dengan apa yang sudah bersemayam di hatinya. Orang Jawa asli akan berbudaya tinggi. Rasa bangga akan asal usul ini penting untuk berjejak dan berjalan di muka bumi ini. Rasa jiwa ini tidak bisa ditiru oleh merasa benar sendiri karena keyakinan atau agama yang dipeluknya, karena rasa jiwa ini bersumber pada terpenuhinya dahaga. Jika saya merasa tidak haus lagi, cukup buat saya untuk tersenyum simpul dan diam.
Orang Jawa asli tidak akan melupakan sejarah luhur yang terukir abadi. Dari kerajaan Mataram Kuno di abad 8 kemudian kerajaan Singasari dan diteruskan oleh Majapahit sampai abad 15 yang menjaga perdamaian di bumi Nusantara dan Asia Tenggara. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan bendera Merah Putih adalah petilasan jaman keemasan Majapahit. Dibalik kerendahan hati dan kelembutan tutur kata tersimpan kekuatan tekad dan keberanian orang-orang Jawa yang merambah dunia.
Saya terkadang membayangkan apa tidak lebih baik orang-orang Jawa sebagai kesatuan etnik (budaya) berdiri sendiri sebagai negara. Sebagai upaya merengkuh kedaulatan budaya dan kedigdayaan bangsa Jawa di kancah dunia. Pikiran murni seorang keturunan Jawa yang peduli dengan kelestarian budaya Jawa dan nilai-nilai luhurnya.
Jika suku Jawa dianggap sebagai satu bangsa, maka bangsa Jawa adalah sedikit bangsa di negara Indonesia yang sangat peduli dan bergotong royong melestarikan budayanya sendiri. Bangsa lain di negara Indonesia yang mempunyai tekad dan hasil sama adalah bangsa Bali. Kedua bangsa ini, Jawa dan Bali, adalah dua yang setia akan sejarah dan nenek moyang mereka.