Saya selalu tekankan ke dua anak cowok saya untuk mencari dan memperhatikan minat dan bakat mereka. Minat menentukan apa yang mereka suka lakukan. Bakat menentukan ketrampilan yang mereka perlu asah. Minat dan bakat yang bersatu bakal menentukan jalan hidup mereka.
Dari kecil saya ingin jadi pengajar dan ilmuwan di perguruan tinggi dan dari kecil saya tekun belajar untuk merealisasikan mimpi itu. Saat itu saya berpikir bekerja menjadi profesor sangat asyik karena saya mendapatkan uang hanya dengan berpikir dan menulis. Pekerjaan profesor ini yang menentukan jalan hidup saya sebagai orang yang terus belajar, menulis, dan mencari ide baru untuk dituangkan di karya tulis ilmiah. Pekerjaan ini yang saya sukai dan bisa saya lakukan seumur hidup. Itulah jalan hidup: sesuatu yang tiap kita lakukan dengan senang dan seumur hidup.
Orang yang setia kepada jalan hidup yang sudah dia bina tidak dengan mudah mengubah pekerjaan hanya karena gaji tinggi saja. Saya makanya respek sekali dengan seniman yang teguh kepada seni yang dia kecimpungi, tukang yang selalu belajar untuk mengembangkan ketrampilan mereka, koki masak yang tekun menjaga kualitas makanannya. Orang-orang inilah buat saya yang telah menemukan jalan hidup mereka.
Keteguhan melalui jalan hidup yang sudah kita pilih buat saya nilainya lebih tinggi dari hanya menjadi kaya. Jalan hidup yang kita pegang teguh ini, jika kita serius, akan memberikan filsafat hidup tentang bagaimana kita bersikap dan membina diri dan jiwa kita untuk bekerja lebih baik. Satu contoh buku yang menggambarkan filsafat hidup dari jalan hidup yang dipilih adalah buku The Book of Five Rings karya Miyamoto Musashi.