Sunday, March 17, 2013

Jamu Orang Tua


Anak – kata orang – titipan Tuhan. Darimana ungkapan ini berasal saya tidak tahu. Bisa ditebak tapi maksudnya apa. Anak jangan disia-siakan karena dia tidak minta dilahirkan. Kita yang memulai saat kita meneguk cinta. Entah disengaja atau tidak. Terkadang saat saya letih dan pusing mengurus keluarga, timbul pikiran ngapain ya kita bikin repot seperti ini. Bukankah lebih enak berdua sendiri?

Dari pengalaman saya, anak itu menjadi sangat berharga jika dia akhirnya menjadi teman terbaik saya. Keluarga menjadi bermanfaat jika dari keluarga tumbuh orang-orang yang menjadi teman-teman terbaik yang menemani saya seumur hidup. Ini keuntungan terbesar mempunyai anak.

Dia mau menemani saya saat ngopi malam hari, diskusi liku-liku hidup. Dia membuang sampah dan menyekop salju yang menumpuk menutupi trotoar. Dia menjaga adiknya saat kita berdua mau nonton film atau diundang kondangan. Dia menjadi teladan adiknya. Dia tumbuh menjadi orang yang bisa saya banggakan.

Saat saya marah ke anak saya, saya selalu bilang "Kamu pikir aku peduli jika kamu tidak mau dengarkan anjuranku?" "Lebih cepat kamu tidak mendengar pendapatku, lebih bagus!" Dia lantas paham bahwa semua yang kita lakukan bukan untuk kita, tapi untuk anak kita. Jadi walaupun saya ingin anak saya menjadi teman terbaik saya, saya tidak ingin dia mengikuti saya terus. Satu saat dia harus mencari jalannya sendiri.

Anak adalah milik masa depan. Walaupun saya berharap dia tetap menjadi teman terbaik, saya harus siap ditinggalkan saat dia beranjak dewasa. Lebih cepat dia meninggalkan saya, lebih baik karena saya juga dibebaskan dari tanggung jawab membesarkannya. Perasaan tega ini tidak datang dengan sendirinya. Saya mempersiapkan ini sudah sejak saat dia masuk SD dan berpikir akan jadi apa dia nanti kelak.

Biasanya kita tahu apa anak kita tumbuh dengan baik saat dia menginjak SMP. Arahan dan pelajaran hidup yang kita berikan baru berbuah saat dia kuliah, mencari uang sendiri, dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Pernah saya baca bahwa membesarkan anak di Canada sampai selesai kuliah butuh paling tidak Rp 1 milyar. Ongkos ini sangat mahal dan menjadi pengingat jangan sampai biaya yang dikeluarkan percuma saja. Ongkos ini tergantikan saat melihat tumbuh berkembangnya anak menjadi dewasa. It is simply the greatest movie I have ever watched! And I help direct it.

No comments:

Post a Comment