Jiwaku meronta ingin merdeka. Walau rasa ini butuh waktu setahun untuk lahir ke permukaan. Aku tapi tidak bisa bohong, termasuk orang-orang yang aku kenal beberapa bulan terakhir ini.
Proses cerai yang aku alami akhirnya menuju ke rasa jiwaku sebenarnya. Bahwa aku berjiwa pandito - seseorang yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu dan berkelana, yang hidup memilih sendiri, yang ingin mengajarkan ilmu yang aku punyai hanya ke mereka yang siap belajar.
Jiwa pandito ini sudah lama tumbuh dan hidup sejak aku bersekolah SD di Surabaya. Aku tidak bisa ditundukkan oleh kepercayaan apa pun. Kesetiaanku hanya kepada mencari kebenaran yang aku dapat sendiri. Aku tidak bisa ditundukkan oleh ajaran tutur kata orang lain yang sebenarnya tidak mengalami sendiri ajaran itu.
Syarat-syarat hidup pandito berat. Aku harus hidup amat sederhana tanpa berlebih, mengurangi kesenangan-kesenangan sesaat, dan meluangkan waktuku hanya untuk belajar, menemukan sesuatu yang baru, dan untuk berkelana. Tidak ada yang permanen sekarang di hidupku. Semua yang mengelilingku aku biarkan bergerak. Semua yang mengelilingku aku tujukan untuk mengabdi ke ilmu dan kreasi. Proses ini sudah aku mulai di awal Juli 2021. Akhirnya aku harus berani hidup seperti yang aku impikan.
No comments:
Post a Comment