Sudahlah, lupakan media sosial. Hapus akun medsosmu dan tinggalkan dunia maya. Karena kamu tidak butuh sebenarnya angkat jempol teman-teman mayamu: mereka yang pura-pura memberi jempol padahal amat sangat iri dan marah kepadamu. Jangan hidupmu seperti budak yang mengemis meminta puluhan jempol agar harga dirimu melangit. Semurah itukah kamu?
Saya sudah setahun lebih tidak ber-Facebook. Akun Twitter juga saya tutup; toh gak ada yang ngikut. Bodoh amat! Ngapain musingin politik dan akhirnya dikadalin politikus. Presiden ganti atau nggak, saya tetap nguli, ya kan? Ngapain sibuk nyari perkara sendiri berusaha ngejan sampai hampir brojol membujuk, bahkan meyakinkan, orang lain agar sepaham dengan kita. Lebih baik saya fokus ke kegiatan saya sehari-hari.
Hidup saya lebih tenang. Walau kadang saya ingin menyampaikan uneg-uneg saya lewat blog ini. Saya yakin tidak ada yang membaca blog ini. Ini justru bagus, karena blog ini menjadi catatan pribadi saya, yang saya pakai untuk bercermin ke diri sendiri.
Terlebih lagi, orang yang kerap ngomong, nyetatus, komen tidak akan punya waktu untuk berpikir seksama. Orang ini tidak lebih hanya corong suara saja, copas kiri kanan. Apa kamu ingin belajar dari orang seperti ini? Orang yang pintar lebih suka diam karena dia punya kesibukan sendiri dan tidak dengan mudah nge-share pikirannya dengan orang lain. Jadi semakin kita berharap mencari pengetahuan di media sosial, semakin mudah kita menjadi dungu karena informasi yang kita dapat kebanyakan nyampah.
Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kalau saya tidak mau bekerja keras memimpin, maka saya akan jadi kambing dungu. Jika kita tidak berpikir sendiri, kita akan mudah tergiring opini orang lain. Giring-menggiring ini lah yang terjadi di media sosial. Sudahlah, lupakan saja medsos!
Sudah beberapa tahun ini Saya membaca blog ini, walau hanya sesekali. Meskipun, Saya memang tidak pernah meninggalkan komentar. :)
ReplyDelete