Tuesday, May 28, 2013

Konsep Tuhan


23. Di 6 blog sebelumnya: Ongkos BeragamaParadoks BeragamaKebebasan BeragamaMakna BeragamaEtika Humanis, dan Karya Hidup, saya tulis bahwa karena surga neraka tidak bisa dibuktikan keberadaannya, maka sebaiknya kita tidak berharap kehidupan baru setelah mati. Hidup sekarang bukan untuk hidup setelah mati. Hidup sekarang untuk berkarya tanpa mengharapkan pahala dan takut dosa.

Dengan berkarya, kita akan sadar tidak ada gunanya takut mati. Selain itu, ketakutan akan kematian ongkosnya mahal, baik uang maupun waktu. Jika kita takut mati, kita akhirnya membuang hidup yang sekarang untuk yang belum tentu ada.

24. Lantas dikemanakan Tuhan? Bukan berarti Tuhan tidak ada jika surga neraka tidak bisa dibuktikan keberadaannya. Tuhan bisa ada, tapi dia bisa tidak membuatkan surga neraka buat kita. Alam semesta ini amat sangat luas dan kita menempati satu titik kecil. Tuhan bisa jadi tertawa geli melihat kita merasa yakin kita makhluk hidup yang terpenting sealam semesta.

Namun Tuhan pun tidak bisa dibuktikan keberadaannya. Ribuan tahun terlewati dan ribuan buku ditulis untuk mengupas tentang Tuhan, tapi tetap tidak ada bukti konklusif adanya Tuhan. Yang sudah terjadi selama ribuan tahun ini adalah sains secara pasti menggantikan fungsi Tuhan sebagai pengatur alam semesta.

25. Sains bisa melihat janin berumur beberapa bulan dan memastikan jenis kelaminnya sebelum lahir. Sains bisa memprediksi dengan persis kapan gerhana bulan dan matahari terjadi. Sains membuat orang di belahan bumi lain membaca blog ini beberapa detik setelah saya publish. Sains bisa mengantar saya terbang ke mana saja dengan kecepatan 800 km/jam. Sains memperpanjang umur kita dengan berbagai obat dan terapi medis.

Kesemua hasil sains ini sangat nyata buat yang berpikir. Kebanyakan kita memilih untuk tidak peduli dengan tidak sengaja karena kita dibutakan oleh pendidikan yang kita terima dari kecil. Pendidikan yang berlandaskan agama kerap bertentangan dengan prinsip sains karena sains mengajarkan kita untuk tidak percaya dan selalu bertanya jika tidak ada bukti kongkrit dan konsisten.

Banyak dari kita yang beranggapan sains sangat sombong karena tidak mau mengakui adanya Tuhan. Sesungguhnya keteguhan sains ini bukti kerendahan hati sains karena sains tidak bisa memastikan sesuatu jika memang belum ada bukti nyata. Bukankah justru kita sombong jika kita mengabarkan keyakinan kita ke orang lain dan berusaha mempengaruhi orang lain padahal kita tidak punya bukti konklusif akan keyakinan kita?

26. Konsep Tuhan tapi tidak akan hilang selama pendidikan berbasis sains belum mencapai semua orang. Karena konsep Tuhan dibutuhkan untuk memberikan tujuan hidup jika kita tidak mempunyai pegangan hidup berdasarkan sains atau yang lain. Selain itu akan ada sebagian kita yang berusaha keras mendamaikan sains dan Tuhan.

Sebagian kita butuh Tuhan ada – walau tanpa ada bukti Tuhan itu ada – karena Tuhan ini yang memberi tujuan hidup. Selama ajaran agama yang berlandaskan ketuhanan kita pakai sebagai landasan etika, maka tujuan hidup berketuhanan adalah hak setiap orang.

Yang sering jadi masalah adalah jika keyakinan adanya Tuhan masuk ke ranah publik dan Tuhan dipakai untuk menakuti orang lain. Kesombongan agama seperti ini yang perlu kita jauhi. Biarlah kepercayaan kita menjadi urusan pribadi antara tiap kita dan Tuhan kita masing-masing.

Sunday, May 12, 2013

London's Cheap Eats


There are many great places to eat in London – for sure – but I am cheap so I never have fancy expensive meals unless someone else pays them. I stick my nose close to the ground and experiment with cheap places to eat. Having said that, I never plan my trip to any city with restaurants as trip anchors either.

London has many Lebanese-style kebab eateries. They are not fancy: wall ledges to place plates and eat while standing and 3-4 chairs and a table if lucky. But no matter; a great and cheap food tastes good regardless. When I feel hungry, I am bound to find a kebab eatery nearby. 

And did I find a great one! It is located on 1A Great Eastern Street, at the southwest corner of Shoreditch High Street and Great Eastern St., about 5 minute walk northbound from the Liverpool St. Tube station. I was in this East London neighborhood to check out the Brick Lane and Curtain Rd. where some vintage clothing stores and artisan coffee shops are located.


The Lebanese eatery is called Corner Savoy and I went there twice in a week. The first time they charged me £7 for rice, chicken shawarma, salad, hummus, and garlic dressing. They were surprised at my request and came up with the price since it is not on the menu. But it was not disappointing at all. The chicken shawarma is juicy, and the hummus, the dressing, and especially the salad are wonderfully fresh.


The second lunch time I was there I didn't have breakfast. Mido, the Egyptian staff who served and was busy preparing a chicken shawarma, charged me £6 for the meal I had the first time. Maybe partly because I told him I took subway all they way from South London for a repeat. He and his friend laughed, and his friend told me Mido (photo below) and the eatery are famous for their shawarma in the neighborhood. I told him I was from Canada and he said he would set up a business in Canada someday. Without breakfast, I ordered another shawarma, this time smaller, lamb no less, with falafels. An excellent meal for £3; the total damage was £10 with a bottled water.


The second place I went to has even lower meal prices. Maybe for that reason, it is called Happy Family :), a Chinese and Oriental eatery on 311 Kennington Road, about 10 minutes north of the Oval tube station on Clapham Rd. and Camberwell New Rd. in South London. It has 4 school benches to sit and the place is simple but quiet. I like that.

I ordered beef chow mein in my first visit for £3.60. I stayed at a bed & breakfast through www.airbnb.com on Southey Road off Brixton Rd. I walk for about 20 minutes along Brixton Rd and then Kennington Rd. to get to meet my Happy Family. A good walk and I am usually hungry when I get there, lol!


The food is very good – not great – but I like also the old chap who waits on the counter. He is British, so I wasn't sure if he would be willing to be photographed, so I didn't ask (regret, ugh!). He was watching a science program on teve about space travel when I went there for the second time. Very proper and I enjoyed his company. We talked about teleportation and black hole while I enjoyed my food. This time it was beef in black bean sauce for £4.20 and wan ton soup for £2.40. I know: I splurged a bit, lol!

I always hold dear eateries like them. Mom-and-Pop operations with gracious open services. They color my days. I always remember them. They represent the city they live in, and I have to say I really like London!

Monday, May 6, 2013

Londoner



I could be a Londoner, walking everywhere 
Along its treed sidewalks and vast parks.
Tube stations at important corners not far from
Simple red brown row houses with clean interiors.

This city is a proof that people can be enriched
Immensely by shared properties – parks, transport,
Museums, markets, coffee shops with yummy
Mustard salt beef sandwich and thick sticky
Blueberry muffin.

I could marry a Londoner, the pretty girl standing
Across from me in a subway car. Her British
Demeanor and wits, and warm hugs that will fill 
My days with joys and wonders.

I always search for a soul home, and I might just
Find one in this isle at the edge of Europe. Its quiet
Diligent people with ferocious independence.
This city is lovely and intelligent as its people are.

Thursday, May 2, 2013

Peran Individu


Beberapa hari saya berada di London dan Birmingham. Baru pertama kali ini saya berkesempatan menengok negara yang mempunyai pengaruh besar dalam menentukan arah gerak peradaban dunia. Amerika Serikat dan Canada - tempat saya tinggal - awalnya koloni Inggris. Indonesia pun sempat jadi koloni Inggris. Sukar untuk tidak berpikir sejenak tentang bagaimana rakyat Inggris bisa melakukan semua ini.

Sekilas tidak ada yang berbeda dengan kota-kota di Amerika Utara yang pernah saya tinggali atau kunjungi. Orang Inggris pendiam, tidak banyak omong di depan umum. Saya menginap di bed & breakfast lewat www.airbnb.com karena dana kampus yang saya terima tidak cukup untuk tinggal di hotel berbintang. Ini menguntungkan karena justru saya berkenalan dengan banyak orang. 

Pemilik flat di London – tempat saya menginap – cerita sekarang banyak warga Eropa tinggal di London untuk mencari kerja. Teman baru Spanyol saya cerita angka pengangguran di Spanyol sekarang 26%. Pemerintah Spanyol suka membuat proyek-proyek megah tanpa guna jelas. 

Pemilik flat yang pernah beberapa tahun tinggal di Spanyol cerita orang Spanyol suka pamer. Dia pernah berkunjung ke rumah teman dan temannya ini bertanya apa dia suka dengan sofa yang baru dibeli, apa dia suka dengan gaya rumahnya. Orang Inggris tidak akan pernah bertindak seperti itu, cetusnya. Sekilas saya berpikir: orang Inggris rupanya tidak beda jauh dengan orang Jawa.

Kota London dipenuhi taman-taman besar nan rindang. Regents Park, Clapham Common, Hyde Park, dan yang lain. Taman-taman ini rupanya dulu tanah swasta yang kemudian di era ratu Victoria dijadikan taman umum agar semua orang bisa menikmati. Visi ini terbukti benar. Enak sekali jalan menyusuri London. Rumah-rumah tertata rapi diselingi hijau pohon-pohon rindang. 

Peran individu di sejarah Inggris sangat besar. Saat raja Inggris tidak cocok dengan kebijakan Vatican, tidak ada keraguan untuk mendirikan sekte kristen baru, yang kita kenal sebagai gereja Anglican.  Sejarah sains dipenuhi orang-orang Inggris. Michael Faraday, William Rowan Hamilton, Paul Dirac, James Clerk Maxwell, Lord Rayleigh, Stephen Hawking. Belum lagi orang-orang Inggris yang berperan besar di politik, ekonomi, dan lainnya. Mereka bergerak sebagai individu-individu yang membawa perubahan sendiri-sendiri.

Saat di Birmingham saya menyusuri Jewellery Quarter, pusat pabrikan dan perdagangan emas Inggris. Area dekat pusat kota Birmingham ini adalah bukti Birmingham pusat kreativitas manufaktur Inggris. Birmingham mempunyai peran sentral di Revolusi Industri. Pabrik mobil Morgan, Land Rover, Jaguar ada di kota ini. 

Jelas terlihat di arsitektur gedung-gedung tua yang masih tegak berdiri baik di London maupun Birmingham peran individu dalam menentukan roda ekonomi. Inovator dan industrialis bergerak bersama menghasilkan produk-produk baru, yang kemudian mempekerjakan ribuan orang. Pemerintah mempermudah dan memastikan kegiatan ekonomi inovatif ini tidak merugikan banyak orang. Simbiosis mutualisme ini berjalan baik, terbuktikan oleh bagusnya infrastruktur kereta api dan bawah tanah, jalan, air dan sungai. Lahan pertanian yang membentang dari London sampai Birmingham tertata rapi. Keteraturan ini berjalan tanpa mengekang kreativitas individu dan menjadi teladan buat masyarakat Amerika Utara yang juga ikut merasakan hasil positif jerih payah peran individu.


Hukum Kekekalan Momentum


Gerak tidak pernah hilang di alam semesta
Derap kaki kecil dibalas sama oleh bumi
Gelombang suara memancar segala arah
Pantulan bergaung, tatapan pejalan kaki 
Riak kecil itu tetap getar tak punah lelah
Semakin lebar semakin kecil tanpa lenyap

Gerak kecil kita membahana kemana mana
Menjadi kumpulan berarah tumbuh besar
Tanpa hilang tajam jika arah kita sejajar 

Arah jadi sangat penting penentu jumlah
Jika gerak kecil kita tertuju satu titik
Lenyap semua saling menarik mendorong

Energi semua seakan terbuang percuma 
Menjadi panas menguap suara tak terarah
Tak pernah hilang tak pernah ada pula